Selasa, 05 Januari 2016

    


NASI AYAM KEDEWATAN



Jika anda berkunjung ke Kedewatan sempatkanlah mampir ke salah satu warung Nasi Ayam Kedewatan....Kuliner khas Kedewatan.


Sedikit wawancara yang di dapat dari salah satu pemilik warung Nasi Ayam Kedewatan:


       Sang Ayu Ketut Metri, 75 tahun mengaku ketika pertama membuka warung itu saat berusia 25 tahun keadaan di Kedewatan masih serbi, alias di pelosok. Tak ada akses ke Denpasar atau ke Ubud seperti sekarang ini.

 “Waktu itu saya memulainya dengan menjual nasi dengan lauk telur pindang, yang direbus dengan ramuan serai dan kunyit, itupun masih pula dibelah dua agar harganya tidak mencekek pembeli yang kebanyakan petani,” tutur ibu 2 anak dan nenek 5 cucu ini. Setelah 10 tahun menjual nasi dengan telur pindang Metri kemudian meningkat menjual nasi ayam. “


     Kala itu seekor ayam harganya hanya Rp 500, itupun dalam sehari yang laku terjual separonya saja, keesokan harinya masih bisa dijual lagi karena saya memasaknya secara khusus,” ungkapnya. 

     Resep itulah yang sampai sekarang masih dipertahankan sebagai ciri khas nasi ayam Kedewatan. Dia berbeda dengan ayam betutu, ayam sorry, atau ayam kare dan ayam goreng. Bumbunya menggunakan base genep. Yang terdiri dari lengkuas, kunyit, jahe, mereca, ketumbar, cengkeh, kapulaga, mesui, jangu, bawang, kesuna atau bawang putih, serai.
      “Semua bumbu bukannya digiling atau ditumbuk, tapi dirajang halus diatas talenan, kemudian seluruh bumbu dimasukkan dalam rongga dada ayam yang dipotong tanpa membelahnya,” ucapnya. 

      Bumbu inilah yang kemudian akan meresap setelah dilakukan pemasakan dengan cara mengukusnya dengan api kecil selama 5 jam. Berbeda dengan ayam betutu yang mesti dibungkus dengan pelepah pinang, ayam bumbu genep ala Kedewatan dikukus sehingga kulitnya tidak secoklat ayam betutu.


      Ayam yang digunakan ayam petelur merah tapi yang belum pernah bertelor, bukan ayam kampung. Karena dagingnya lebih empuk dan harganya lebih murah. Sekarang ini warung Mardika memasak sekitar 50 ekor ayam dalam seharinya. Harga perekornya tak sampai Rp 30.000.


     “Saya tetap berjualan dengan cara memikirkan harga tetap terjangkau, seperti sejak awal warung ini dibuka, sekarang sepiring nasi tak sampai Rp 15.000 untuk semua kalangan,” ungkapnya.

Nah... jika anda berkunjung ke Kedewatan jangan lupa mampir ke salah satu warung Nasi Ayam Kedewatan, dijamin anda Pasti akan ketagihan..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar